Jumat, 25 Maret 2016

SYAIR ISLAMI CINTA RASUL

AL BARJANZI SEBUAH BUDAYA TUTUR ISLAMI BERNILAI IBADAH


Setiap malam senin di sebagian musholla atau masjid banyak terdengar orang membaca kitab Albarjanzi. Biasanya yang melakukan kegiatan ini adalah warga NU. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Akan tetapi ternyata tidak semua umat islam sependapat dengan kaum NU. Ada yang berpendapat bahwa membaca al Barjanzi adalah Ibadah Bid'ah. Karena membaca albarjanzi yang seolah menyamai baca Alquran, dan tentu saja jaman rasul tidak ada.

Ada sebagian lagi bahkan lebih keras, memperingati kelahiran nabi Muhammad pun Bid'ah apalagi membaca albarjanzi.

Jika berbicara sejarah, peringatan Maulid Nabi Sendiri memang  dimulai pada jaman sultan Solahudin Al ayubi saat perang Sabil / Salib. hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mental tentara islam. Untuk menandingi tentara Nasrani yang memperingati kelahiran Yesus.

Dalam memperingati kelahiran Nabi salah satunya adalah dengan lomba membuat Syair. Syair-syair itu berisi sejarah dan puji-pujian kepada Nabi sebagai bentuk rasa cinta pada Rasul. Syair-syair tersebut dibukukan dalam beberapa "antologi" (kitab). Antara lain Dziba', Burdah, Barjanzi.

Jika kita dalami isi kitab-kitab tersebut, berisi syair-syair yang menceritakan kelahiran nabi, dan berisi pujian kepada nabi. Hal ini mengingatkan kita bada bedidong, kidung bayen, dan kentrung.

Budaya tutur seperti ini memang menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat timur. Tampaknya Solahudin Al Ayubi paham betul dengan budaya ini. Sehingga beliau memanfaatkan budaya ini untuk meningkatkan mental berperang pasukannya.

Pada masa setelah perang, pembacaan al barjanzi tetap dilanjutkan oleh umat islam, sebagai bentuk cinta rosul. Dengan mengungkapkan rasa cinta pada rosul, melalui sholawat dan puji-pujian umat islam berharap, mendapat syafaat di hari kiamat.